Berita Bola – Musim ini, Mohamed Salah mengalami penurunan performa yang cukup signifikan. Hanya mencetak dua gol dalam tujuh pertandingan Premier League, penyerang asal Mesir itu belum mencetak gol dari open play sejak pekan pertama.
Setelah musim 2024/2025 yang luar biasa, situasi ini menjadi pengalaman deja vu yang tidak menyenangkan bagi Liverpool. Kekalahan 2-1 dari Chelsea menjadi contoh frustrasi awal musim bagi Salah.
Sebelumnya, Liverpool sempat meraih kemenangan lewat gol-gol telat, namun tren itu tidak lagi terlihat. Bahkan peluang terbaik Salah gagal dikonversi menjadi gol dalam laga-laga penting.
Kontrak baru dan harapan tinggi membuat ekspektasi terhadap Salah meningkat. Penurunan performa ini menjadi sorotan utama media dan penggemar Liverpool.
Salah mencatatkan rata-rata sentuhan di kotak penalti lawan turun drastis. Dari 9,6 sentuhan per 90 menit musim lalu, kini hanya 5,5.
Dribbling yang menjadi ciri khasnya juga melemah. Rata-rata percobaan dribble turun dari 3,5 menjadi 1,6 per 90 menit dengan tingkat keberhasilan hanya 20%.
Produktivitas tembakan Salah menurun signifikan. Ia hanya rata-rata 2,0 tembakan per 90 menit dengan xG 0,32, hampir separuh dari 0,63 musim lalu.
Kondisi ini membuat peluang gol Salah menurun, meski kontribusi kreatifnya relatif stabil. Ekspektasi assist per 90 menit hanya turun dari 0,24 menjadi 0,23.
Kehilangan Trent Alexander-Arnold ke Real Madrid menjadi faktor penting. Hubungan di sisi kanan lapangan yang sangat membantu Salah selama delapan musim tidak lagi ada.
Alexander-Arnold memberikan 147 line-breaking passes (LBP) musim lalu ke Salah. Kombinasi ini jauh lebih banyak dibanding pemain lain di Premier League.
Pengganti di posisi bek kanan belum mampu menggantikan kreativitas itu sepenuhnya. Conor Bradley, Dominik Szoboszlai, dan Jeremie Frimpong hanya mencatat LBP terbatas ke Salah.
Dengan demikian, posisi dan distribusi bola Salah berubah. Sentuhan terbanyak kini berada di sisi sayap kanan lapangan, membuat pergerakannya lebih mudah diprediksi lawan.
Musim ini Liverpool menghadapi jadwal awal yang sulit. Lima dari tujuh lawan mereka kini berada di delapan besar klasemen, membuat peluang Salah lebih terbatas.
Kehilangan Diogo Jota pada musim panas juga berdampak secara emosional. Kematian mendadak rekan setim ini memberi tekanan psikologis bagi Salah dan skuad Liverpool.
Meski menurun, Salah terbukti mampu bangkit sebelumnya. Ia pernah mencetak 29 gol di Premier League setelah sempat mengalami paceklik musim sebelumnya.
Arne Slot dan tim Liverpool harus menemukan cara untuk melibatkan Salah lebih banyak. Kembalinya performa puncak Salah sangat penting untuk meraih gelar dan memenangkan momen-momen krusial.

