Nasional – Polda Jawa Timur (Jatim) memastikan akan melakukan penyelidikan runtuhnya mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo tetapi menunggu seluruh proses evakuasi tuntas.
“Kalau bicara proses upaya penegakan hukum, seperti yang disampaikan Bapak Kapolda bahwa hal ini pasti akan tetap kita lakukan,” kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Polisi Jules Abraham Abast pada Senin, 6 Oktober 2025.
Namun, proses penyelidikan akan dilakukan apabila seluruh area runtuhan Ponpes Al Khoziny yang saat ini masih proses evakuasi dinyatakan tuntas
“Namun tentu menunggu dari proses pembersihan dan evakuasi seluruh korban ini berhasil dilakukan. Bilamana sudah selesai, barulah kami menindaklanjuti upaya penegakan hukum,” imbuhnya.
Saat ini, tim DVI Polda Jatim juga melakukan proses identifikasi seluruh korban atau jenazah yang ditemukan di bawah runtuhan bangunan Ponpes Al Khoziny.
“Rekan-rekan juga masih melihat bahwa kami juga menyiapkan tim DVI, posko DVI sudah dibuka di rumah sakit Bayangkara dan masih dilakukan upaya identifikasi dari korban,” terangnya.
Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo mengalami ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan salat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
Berdasarkan analisa tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
Dari hasil penanganan runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo selama sepekan berjalan, korban yang terevakuasi sebanyak 169 orang.
Korban yang selamat sebanyak 104 orang, sebagian masih menjalani perawatan di rumah sakit terdekat. Dan korban meninggal dunia sejauh ini berjumlah 65 orang, enam diantaranya body part.