Nasional – Jumlah siswa yang mengalami keracunan massal usai menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, terus bertambah hingga mencapai 63 orang.
Siswa yang mengalami keracunan itu terdiri dari siswa di tiga sekolah, yakni SMK Pembangunan Bandung Barat (PBB), MTs Darul Fiqri, hingga SD Negeri Cipari.
Mereka mengalami gejala mual, pusing, hingga kejang usai menyantap makanan yang dibagikan pada Senin (22/9/2025) siang.
Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah, mengatakan pasien pertama mulai datang sekitar pukul 12.06 WIB, dan jumlahnya terus bertambah hingga puluhan orang dalam waktu singkat.
“Pasien terus berdatangan hingga petang ini kami terima 63 orang pasien dengan jumlah 14 orang dirujuk. Pasien tak hanya siswa SMK dan MTS, tetapi juga siswa SD Cipari,” kata Yuyun saat ditemui, Senin (22/9/2025).
Dari 63 korban, 14 di antaranya harus dilarikan ke RSUD Cililin karena kondisinya memburuk. Mereka mengalami sesak napas hingga kejang yang tidak bisa ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
“Untuk pasien yang dirujuk, rata-rata keluhannya sesak. Kami rujuk ke RSUD Cililin. Kemungkinan jumlah akan terus bertambah, apalagi kalau informasi dari SPPG mereka menyediakan 3.600 porsi makan,” papar Yuyun.
Penanganan darurat dilakukan di tiga lokasi, yakni UGD Poned Puskesmas Cipongkor, GOR Kantor Kecamatan Cipongkor, serta Bidan Desa Sirnagalih.
Situasi ini membuat tenaga medis dari Puskesmas Saguling, Gununghalu, dan Sindangkerta ikut diterjunkan untuk memperkuat pelayanan dalam penanganan keracunan massal.
Dugaan awal keracunan itu mengarah pada kualitas bahan makanan, khususnya lauk ayam yang disajikan dalam paket MBG. Sejumlah siswa menyebut ayam yang disajikan dalam paket MBG sudah berbau asam saat disantap.
“Informasi awal dari siswa, makanan MBG itu dari ayam yang katanya sudah berbau asam. Namun, kami belum pastikan penyebabnya, harus menunggu hasil lab. Investigasi awal sih mengarah ke ayam dari paket MBG,” tutur Yuyun.
Meski demikian, pihak puskesmas menegaskan belum bisa memastikan penyebab pasti keracunan massal tersebut. Pemeriksaan laboratorium akan dilakukan untuk memastikan sumber kontaminasi.
Program MBG sendiri disalurkan secara serentak kepada ribuan siswa di Kecamatan Cipongkor dengan total 3.600 porsi yang beredar, dan potensi tambahan kasus masih terbuka.
Hingga Senin petang, tim medis masih bersiaga di lokasi untuk mengantisipasi lonjakan pasien baru.
Pemerintah kecamatan juga menyiapkan posko darurat untuk menampung warga yang membutuhkan penanganan medis dengan cepat.
