Nasional – Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Blitar mendeportasi seorang pria warga negara asing (WNA) asal Pakistan dengan nama inisial SA (31) karena dianggap melakukan kegiatan yang meresahkan warga Blitar, Jawa Timur.
Selama empat hari berada di wilayah Blitar, SA kedapatan meminta sumbangan dari rumah ke rumah dengan dalih akan disalurkan kepada korban bencana banjir di negara asalnya.
Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Blitar, Rini Sulistyowati, mengatakan bahwa SA dilaporkan meminta sumbangan di wilayah Kota dan Kabupaten Blitar.
“SA dilaporkan meminta sumbangan dari rumah ke rumah, ke toko-toko di wilayah Kecamatan Sananwetan (Kota Blitar) dan Kecamatan Kanigoro (Kabupaten Blitar),” ujar Rini saat dikonfirmasi, Kamis (11/9/2025).
Ketika meminta sumbangan di wilayah Kecamatan Kanigoro beberapa hari lalu, SA ditangkap oleh petugas Polsek Kanigoro yang menindaklanjuti laporan warga.
Menurut Rini, aktivitas SA yang meminta sumbangan dengan dalih untuk penggalangan bantuan korban banjir telah meresahkan masyarakat.
Kata Rini, Polres Blitar berkoordinasi dengan Kantor Imigrasi Blitar untuk penanganan lebih lanjut terhadap SA.
“Dan kami pun dari Kantor Imigrasi Blitar memutuskan untuk mendeportasi yang bersangkutan ke negara asalnya. Hari ini telah dilaksanakan deportasi,” ujarnya.
Rini mengatakan, pihaknya menilai SA telah melanggar Pasal 75 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, yakni melakukan penggalangan donasi tanpa izin pihak berwenang.
Dalih penggalangan dana bantuan untuk korban banjir itu pun tidak terkonfirmasi kebenarannya.
Berdasakan hasil pemeriksaan, SA masuk ke Indonesia melalui Jakarta pada 22 Juli 2025 lalu dengan visa kunjungan yang berlaku selama 60 hari.
Selanjutnya pada Sabtu, 30 Agustus 2025, lalu SA tiba di Blitar dan mulai meminta-minta sumbangan kepada masyarakat hingga ditangkap pihak kepolisian empat hari kemudian.
Menurut Rini, SA mendapatkan uang dalam jumlah yang cukup besar dari hasil meminta sumbangan itu namun habis digunakan untuk keperluan sehari-hari.
