Berita Bola – Manchester City sempat memberi sinyal kuat di awal musim dengan menang 4-0 atas Wolverhampton. Namun, euforia itu cepat memudar setelah mereka menelan dua kekalahan beruntun.
Tottenham sukses mempermalukan City 0-2 di Etihad, disusul Brighton yang menang 2-1 meski sempat tertinggal lebih dulu. Start buruk ini adalah yang terburuk bagi City di Premier League sejak 2004-05.
Kondisi ini membuat banyak orang mempertanyakan apakah City masih pantas disebut kandidat juara. Kehadiran Rodri dan Erling Haaland ternyata belum menjadi jawaban instan.
Kekalahan dari Tottenham menjadi peringatan keras, tapi tumbangnya City di Brighton menambah luka lebih dalam. Haaland mencetak gol pembuka, tapi permainan pasukan Josep Guardiola runtuh setelah kebobolan.
Statistik pun menegaskan kenyataan pahit. Belum ada tim dalam sejarah Premier League dengan 38 laga yang bangkit dari start seperti ini untuk juara.
Guardiola harus menghadapi kenyataan bahwa dominasi City tidak lagi berjalan mulus. Lebih buruk lagi, masalah tampak datang dari konsentrasi yang hilang di momen penting.
“Setelah gol, kami lupa bermain. Kami berpikir tentang konsekuensi,” ujar Guardiola kepada BBC Sport.
Rodri akhirnya kembali ke lapangan setelah absen panjang akibat cedera lutut. Ia sebelumnya menjadi sosok yang tak tergantikan di lini tengah City.
City bahkan mencatat rekor 49 laga tak terkalahkan di Premier League ketika Rodri tampil sejak Februari 2023. Namun, rekor itu berakhir tragis melawan Brighton.
Meski begitu, mustahil berharap Rodri langsung kembali ke puncak performa setelah delapan bulan menepi. Ia sendiri menegaskan tak bisa disamakan dengan sosok penyelamat tunggal.
“Saya bukan Messi. Saya tidak akan kembali dan langsung membuat tim menang, menang, dan menang,” tegas Rodri kepada Sky Sports.
Rodri sadar betul bahwa masalah City jauh lebih kompleks. Ia menyoroti kesalahan dasar yang terlalu sering terjadi.
“Beberapa kesalahan yang kami lakukan adalah kesalahan anak-anak, tidak berkonsentrasi dan tidak memperhatikan,” ujarnya.
Bagi Rodri, kemenangan selalu lahir dari kerja sama seluruh tim. Ia menekankan bahwa sepak bola bukan permainan satu orang.
“Semoga setelah jeda kami bisa jauh lebih baik,” tambahnya, sembari mengingatkan bahwa City harus segera meningkatkan level permainan mereka.
Meski dua kekalahan beruntun memberi tekanan, Guardiola tetap memilih menekankan hal positif. Ia melihat timnya tampil baik di beberapa momen.
“Saya suka banyak hal yang tim lakukan hari ini, tapi kami tidak bisa menang,” katanya. “Saat kebobolan, kami berhenti bermain.”
Bagi Guardiola, musim masih sangat panjang untuk menentukan arah perjalanan City. Ia enggan panik berlebihan.
“Musim baru saja dimulai. Masih ada perjalanan panjang di depan kami. Kita lihat saja nanti apa yang terjadi,” ucapnya.