Nasional – Pada sabtu pagi hari ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Banjarnegara mencatat suhu minimum di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mencapai minus 2 derajat celsius yang menyebabkan munculnya fenomena embun upas (beku).
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Hery Susanto Wibowo mengatakan bahwa suhu ekstrem tersebut tercatat pada permukaan rumput di Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara.
“Dari pengamatan kami, suhu permukaan turun hingga minus 2 derajat celsius, sedangkan suhu udara minimum di sekitar Dieng berkisar antara 2 hingga 6 derajat celsius,” katanya.
Ia mengatakan, sejak awa Juli 2025, fenomena embun upas telah terjadi tiga kali selama musim kemarau tahun ini, yakni pada 10 dan 11 Juli yang mencapai 0 derajat celsius serta 18 Juli yang mencapai minus 2 derajat celsius.
Ia mengakui catatan historis suhu ekstrem yang terjadi di Dieng sebelumnya belum terdokumentasi secara lengkap oleh BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara.
Menurut dia, hal itu disebabkan BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara baru bisa mengakses secara langsung peralatan pemantauan suhu permukaan tersebut sejak tahun 2025 karena sebelumnya, alat tersebut dioperasikan secara aktif oleh BMKG Semarang.
Namun, berdasarkan pengamatan umum dan data terbatas, kata dia, suhu minimum di kawasan tersebut bisa mencapai antara minus 2 derajat celsius hingga minus 4 derajat celsius pada musim kemarau.
BMKG memperkirakan puncak musim kemarau 2025 di wilayah Dieng akan terjadi pada bulan Juli-Agustus, sehingga potensi penurunan suhu lebih ekstrem dan kejadian embun upas masih berpotensi terjadi.
“Kondisi seperti ini cukup ekstrem untuk wilayah tropis. Biasanya suhu minimum di wilayah itu sekitar 20-30 derajat celsius pada siang hari,” katanya..
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat, khususnya petani dan pelaku sektor pariwisata, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak embun upas.
“Tanaman yang rentan seperti kentang perlu dilindungi, dan wisatawan diharapkan menyiapkan pakaian hangat agar tidak terjadi gangguan kesehatan akibat cuaca dingin ekstrem,” kata Hery.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dieng Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Banjarnegara Sri Utami mengatakan fenomena embun beku pada Sabtu (19/7) pagi, terlihat jelas di area lapangan dekat Candi Setyaki.
“D lapangan dekat Candi Setyaki cukup tebal, kalau di Candi Arjuna juga ada, tapi tipis,” katanya.
Menurut dia, fenomena tersebut menyedot animo wisatawan yang datang ke lokasi sejak pagi karena secara kebetulan akhir pekan, sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Dieng.
Oleh karena masih berpotensi terjadi, kata dia, bagi wisatawan yang ingin menikmati fenomena embun beku disarankan sudah berada di lokasi sekitar pukul 05.30 WIB.
“Jangan lupa menggunakan jaket, penutup kepala dan sarung tangan. Kami sarankan juga makan minum yang cukup karena sangat dingin,” pungkas Utami.