Nasional – Lima desa di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami krisis air bersih akibat dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur. Kelima desa tersebut, yaitu Kringa, Timutawa, Udek Duen, Hikong, dan Ojan.
Foni (39), warga Desa Kringa, mengungkapkan, krisis air bersih mulai dirasakan warga sejak beberapa bulan terakhir.
Biasanya, kata Foni, mereka mengambil air di sumber mata air Baurohok.
Namun akibat erupsi disertai hujan abu yang berkepanjangan, sumber air tersebut tercemar abu vulkanik. Mereka terpaksa harus merogoh kocek membeli air tangki.
“Air bersih sekarang susah karena tercemar abu vulkanik,” ujar Foni kepada Kompas.com, Senin (14/7/2025).
Ia menyampaikan selama dua pekan terakhir warga cukup terbantu ketika pemerintah menyiapkan beberapa tandon air di sekitar lokasi pemukiman.
Dia berharap pendistribusian air bersih tetap lancar, sampai kondisi Gunung Lewotobi Laki-laki benar-benar pulih.
“Semoga bantuan air ini terus disalurkan kepada kami warga yang terdampak,” ujar dia.
Kondisi serupa juga dirasakan warga Desa Hikong. Desa ini terpaut jarak sekitar 15 kilometer, salah satu desa paling para terdampak erupsi.
Ratusan rumah, dan beberapa fasilitas publik rusak. Warga mengalami krisis air bersih.
“Memang kita ada sumber air, tetapi kita harus masak. Kalau tidak bisa diare, sakit perut, karena airnya sudah tercemar abu vulkanik,” ucap Mia Holo, warga Desa Hikong.
Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada level IV awas. Gunung api tipe strato ini kembali meletus pada Senin (14/4/2025) pukul 07.28 Wita, Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 11 mm dan durasi lebih kurang 44 detik.
“Tinggi kolom abu tidak teramati, karena tertutup kabut,” ujar Herman Yosef Mboro, Kepala Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, Senin.
Herman mengimbau warga sekitar mengenakan masker atau alat pelindung untuk menghindari bahaya abu vulkanik terhadap kesehatan.