Nasional – Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan (Kejati Sumsel) resmi menetapkan empat tersangka dalam kasus dugaan korupsi revitalisasi Pasar Cinde, Palembang. Salah satu tersangkanya adalah mantan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin. Penetapan ini dilakukan setelah proses penyidikan yang dimulai sejak 2023.
“Tim penyidik telah memeriksa 74 saksi dan mengumpulkan alat bukti yang cukup sesuai dengan Pasal 184 ayat 1 KUHAP. Maka, ditetapkan empat orang sebagai tersangka,” kata Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Sumsel, Umaryadi, didampingi Kasipenkum Kejati Sumsel, Vanny Yulia Eka Sari, dalam konferensi pers dikutip ANTARA.
Selain Alex Noerdin, tiga tersangka lainnya adalah Edi Hermanto, yang saat ini juga tengah menjalani hukuman dalam kasus lain dan menjabat sebagai Ketua Panitia Pengadaan Mitra Kerja Sama Bangun Guna Serah (BGS), Eldrin Tando selaku Direktur PT Magna Beatum, dan Rainmar, Kepala Cabang PT Magna Beatum.
Keempat tersangka dijerat dengan Pasal 2 Ayat (1) juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, serta Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP. Selain itu, juga dikenakan pasal subsider Pasal 3 juncto Pasal 18 dan/atau Pasal 13 undang-undang yang sama.
Aspidsus Umaryadi menjelaskan, modus operandi kasus ini bermula dari rencana pemanfaatan aset milik Pemprov Sumsel untuk pembangunan fasilitas penunjang Asian Games 2018. Pasar Cinde dipilih sebagai lokasi pengembangan dengan skema BGS.
Namun, dalam pelaksanaannya, proses pengadaan tidak berjalan sesuai ketentuan. Mitra BGS tidak memenuhi kualifikasi, dan kontrak kerja sama yang ditandatangani tidak sesuai dengan regulasi. Hal ini mengakibatkan hilangnya bangunan cagar budaya Pasar Cinde serta munculnya dugaan aliran dana dari pihak mitra kepada pejabat terkait untuk pengurangan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
“Ditemukan juga bukti berupa percakapan dalam ponsel yang mengarah pada dugaan upaya menghalangi proses penyidikan, seperti adanya orang yang bersedia ‘pasang badan’ dengan kompensasi uang sekitar Rp17 miliar serta upaya mencari pemeran pengganti tersangka,” ujar Umaryadi.
Penyidik, kata dia, tidak menutup kemungkinan akan menjerat para tersangka dengan pasal tambahan terkait obstruction of justice.
Saat ini, penyidik masih mendalami bukti-bukti dan tidak menutup kemungkinan adanya tersangka baru. Langkah-langkah hukum lanjutan juga akan segera dilakukan untuk memperkuat proses penyidikan.
Kasus dugaan korupsi Pasar Cinde telah mencuat sejak 2023, sempat vakum di 2024, dan kembali aktif pada 2025. Sejumlah saksi sudah diperiksa, termasuk mantan Wali Kota Palembang Harnojoyo, mantan Kepala Dinas Perkim Sumsel Basyarudin, dan mantan Kepala BPN Palembang Edison, yang kini menjabat sebagai Bupati Muara Enim.
Selain pemeriksaan saksi, tim penyidik juga telah melakukan penggeledahan dan penyitaan dokumen dari sejumlah kantor, termasuk Dinas Perkim Sumsel, Pemkot Palembang, Pemprov Sumsel, Bapenda, BPKAD, gedung Arsip, dan kantor rekanan proyek.