Nasional – Warga Aceh Tenggara digemparkan oleh pembunuhan sadis yang dilakukan seorang pemuda berinisial AS (21). Dalam kejadian tragis itu, lima orang tewas, termasuk dua anak-anak dan seorang pria lanjut usia.
Motif sementara diduga karena dendam pribadi, namun masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Peristiwa ini terjadi pada Senin (16/6/2025) siang di Desa Uning Sigugur, Kecamatan Babul Rahmah. AS secara brutal menyerang keluarga sendiri, yakni sepupu dan pamannya dengan senjata tajam.
“Korban meninggal adalah sepupu dan paman pelaku. Motifnya karena dendam, tetapi masih didalami penyidik,” ujar Kapolres Aceh Tenggara AKBP Yulhendri, Kamis (26/6/2025).
Lima korban yang meninggal dunia dalam insiden ini adalah Laura Al Fitri (13), Elviana (15), Fazri (3), Nayan Basri (52) selaku paman pelaku, dan Hidayat (25) selaku sepupu pelaku.
Sementara itu, korban lain bernama Mattiah (51) mengalami luka parah dan kini dalam kondisi kritis. Ia diketahui merupakan tetangga dari nenek pelaku.
Berdasarkan keterangan polisi, pelaku AS pertama kali mendatangi sebuah rumah di Desa Uning Sigugur dan langsung membacok Aura (15) dan Fazri (3) yang sedang berada di lokasi. Keduanya tewas seketika.
Tak lama kemudian, AS bergerak ke rumah Evi (16) dan menyerangnya secara membabi buta di bagian kepala dan leher. Evi juga meninggal di tempat.
Tak berhenti di situ, AS melanjutkan aksinya ke rumah Nayan dan Hidayat, dua kerabat dekatnya. Nayan tewas di lokasi, sedangkan Hidayat sempat dilarikan ke RSU H Sahudin tetapi meninggal karena luka berat di bagian lengan.
Korban terakhir, Mattiah, diserang di bagian kepala dan saat ini masih menjalani perawatan intensif.
Setelah melakukan pembantaian, AS melarikan diri dan menjadi buronan selama 8 hari. Tim gabungan dari Polda Aceh, Polres Aceh Tenggara, dan Polsek Babul Rahmah berhasil menangkapnya pada Senin (23/6/2025) malam.
AS ditangkap di dekat rumah pamannya di Desa Kute Meujile, Kecamatan Tanoh Alas, saat hendak menyambangi salah satu anggota keluarga.
“Pelaku sempat buron 8 hari sebelum akhirnya ditangkap saat hendak ke rumah pamannya,” jelas AKBP Yulhendri.
Hingga kini, motif pelaku masih didalami lebih lanjut. Dugaan awal menyebutkan bahwa AS menyimpan dendam lama terhadap keluarga korban.
Namun, belum ada keterangan resmi apakah dendam tersebut dipicu oleh pertengkaran, warisan, atau persoalan lain.
“Masih kami dalami. Untuk sementara, motifnya adalah dendam pribadi,” terang Yulhendri.