Berita Bola – Akhirnya, yang ditunggu-tunggu datang juga. Setelah bertahun-tahun spekulasi dan pendekatan panjang, Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF) berhasil mendapatkan tanda tangan Carlo Ancelotti.
Pelatih legendaris asal Italia itu akan resmi memimpin Timnas Brasil mulai 26 Mei, usai menuntaskan tugas terakhirnya bersama Real Madrid di La Liga.
Ini akan menjadi akhir dari era emasnya di Santiago Bernabeu, sekaligus awal dari babak baru di benua Amerika Selatan.
Menurut laporan ESPN Brasil yang dikutip SPORT, Ancelotti akan menerima bayaran sebesar €770.000 per bulan dari CBF. Jika dikonversi, jumlah itu setara dengan sekitar Rp13,5 miliar per bulan atau lebih dari Rp135 miliar per tahun (dengan kurs Rp17.500/€).
Angka itu menjadikannya pelatih dengan gaji tertinggi dalam sejarah sepak bola Brasil. Nilainya bahkan lebih dari dua kali lipat dibandingkan apa yang diterima Tite atau Dorival Junior sebelumnya.
CBF rela merogoh kocek dalam demi sosok yang punya rekam jejak gemilang di Eropa dan dipercaya bisa mengembalikan kejayaan Selecao.
Meski beberapa staf kepercayaannya akan ikut ke Brasil, sang putra, Davide Ancelotti, tidak akan mendampingi sang ayah. Davide diperkirakan akan memulai kariernya sendiri sebagai pelatih kepala di tempat lain.
Absennya Davide tentu jadi kehilangan, mengingat dia adalah tangan kanan Ancelotti di Real Madrid. Namun, Carlo tetap dikenal piawai membentuk tim kepelatihan yang solid dan efisien.
Brasil tetap akan mendapat pelatih berpengalaman yang tahu cara mengatur ruang ganti dan memaksimalkan talenta yang ada.
Sebelum mengenakan jaket kuning Brasil, Ancelotti masih punya satu tugas terakhir di Spanyol. Dia akan menutup musim dengan Real Madrid, klub yang telah memberinya banyak trofi dan malam bersejarah.
Penutup karier klubnya akan berakhir seiring selesainya kompetisi La Liga pada bulan ini. Setelah itu, semua mata akan tertuju ke Brasil.
Tepat pada 26 Mei, Ancelotti akan mengumumkan skuad pertamanya untuk Timnas Brasil. Dua laga Kualifikasi Piala Dunia melawan Ekuador dan Paraguay akan menjadi panggung debutnya.
CBF menunjuk Ancelotti bukan untuk sekadar memoles tim, tapi untuk misi besar: mengembalikan trofi Piala Dunia ke negeri samba. Terakhir kali Brasil juara adalah pada 2002 dan tekanan publik kini semakin besar.
Dengan gaji selangit dan status pelatih top dunia, ekspektasi terhadap Ancelotti akan sangat tinggi. Namun, jika ada sosok yang mampu menangani tekanan sebesar itu, maka dia adalah Don Carlo.
Kini, tinggal menunggu waktu: apakah gaji miliaran itu akan berbuah kejayaan, atau hanya jadi catatan mahal dalam sejarah sepak bola Brasil.