Skip to content
Kabaraku
Menu
  • Home
  • Nasional
  • Berita Bola
  • Selebriti
  • Mancanegara
  • Kesehatan
Menu

Kasus Perundungan Terjadi Di SMP Negeri Gunungkidul, Korban Tak Mau Pergi Sekolah

Posted on 24/04/2025

Nasional – Dugaan kasus perundungan menimpa seorang siswi kelas VII di SMP Negeri di Kapanewon Playen, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Peristiwa ini mencuat setelah sang ibu, C. Sri Kusmiyati, mengungkapkan bahwa anaknya mengalami perlakuan tidak menyenangkan hingga trauma dan enggan kembali ke sekolah.

Kusmiyati menjelaskan bahwa anaknya diduga dirundung dan dipukul oleh kakak kelas karena dicurigai mencuri uang di kantin sekolah. Padahal, menurut pengakuan sang anak, ia telah lebih dulu memberi tahu penjaga kantin bahwa akan mengambil uang yang tertinggal.

“Trauma tidak mau sekolah lagi, takut anak saya,” ujar Kusmiyati, Kamis (25/4/2025).

Informasi soal perundungan itu awalnya tidak diketahui langsung dari sang anak, melainkan dari wali murid lainnya. Setelah itu, Kusmiyati membawa anaknya ke rumah sakit untuk visum, karena sempat mengeluh sakit perut akibat dugaan pemukulan.

“Saya kecewa tidak ada pemberitahuan dari sekolah terkait peristiwa ini,” lanjutnya.

Menanggapi laporan tersebut, Plt Kepala SMP N 1 Playen, Tumijo, menyatakan pihaknya baru mendapatkan informasi soal dugaan perundungan pada hari itu.

Ia mengakui telah mengadakan pertemuan awal dengan orang tua korban dan akan mengupayakan mediasi antara pihak-pihak terkait.

“Karena ini belum ada kesinkronan dari kedua belah pihak, sekolah akan menindaklanjuti sebaiknya, memediasi mereka. Baik yang dianggap pelaku, dan korban perundungan, harapannya mereka jujur,” jelas Tumijo.

Tumijo berharap masalah ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan, dan anak-anak yang terlibat bisa tetap melanjutkan kegiatan belajar di sekolah.

Ia menyebut bahwa butuh pendekatan lebih dalam untuk menggali pengakuan dari anak-anak, karena umumnya mereka sulit terbuka.

“Memang agak sulit menanyakan pengakuan anak secara langsung,” katanya.

Pihak sekolah, menurut Tumijo, telah memiliki tim anti-perundungan dan rutin melakukan apel tiga kali seminggu dengan penekanan pada nilai-nilai antiperundungan.

“Sekolah anaknya banyak, kadang kecil (perundungan kecil), kenapa tidak tahu? Karena anak tidak melaporkan. Yang paling banyak anak memanggil nama orang tuanya, itu juga masuk perundungan,” jelasnya.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sponsor By :

Berita Terkini :

  • Kronologi Mobil Perwira Polri Dicuri Polisi Di Lampung, Sempat Diinapkan Di Area Parkir RSUD 29/10/2025
  • Polisi Tangkap Seorang Pria Di Tasikmalaya Karena Bunuh Temannya Saat Nongkrong 29/10/2025
  • Baru 2 Minggu Diresmikan, Baut Jembatan Di Probolinggo Sudah Kendur 29/10/2025
  • Tertimbun Longsor, Penambang Emas Ilegal Di Area Perhutani Kebumen Ditemukan Tewas 29/10/2025
  • Sakit Hati Mertuanya Dihina, Seorang Pria Di Cimahi Habisi Nyawa Tetangganya 28/10/2025
  • Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Polisi Gerebek Rumah Kontrakan Di Singosari Malang 28/10/2025
  • Brigadir HA Diperiksa Polda Banten Karena Diduga Langgar Kode Etik Asusila 28/10/2025
  • Kakek Penjaga Kontrakan Di Tasikmalaya Ditemukan Tewas Di Dalam Toren Air 28/10/2025
  • Alasan Pelaku Kabur Setelah Menabrak Motor Dan Tewaskan 4 Orang Sekeluarga 28/10/2025
  • Cuma Satu Pelatih MU Yang Dicintai Marcus Rashford, Dan Itu Bukan Ten Hag 28/10/2025
©2025 Kabaraku | Design: Slot Gacor Indonesia