Nasional – Lima nelayan asal Aceh terdampar di perairan Desa Feruni, Kecamatan Aru Selatan, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku. Mereka melompat dari kapal pencari cumi, Nando Jaya, yang berangkat dari Muara Baru, Jakarta, 20 Juni 2025.
Kondisi di kapal tersebut diduga tidak manusiawi dan kejam. Mereka kerap disiksa atau dianiaya.
Tidak tahan dengan perlakuan tersebut, kelima nelayan itu memilih melompat ke laut untuk berenang ke daratan. Dalam pelarian, mereka terdampar dan ditemukan nelayan lokal hingga berhasil diselamatkan.
Kelima nelayan tersebut adalah Osama (23) dan Ahyatul Kamal (22) dari Kecamatan Birembayem, Mohamad Azhar (22) dari Kecamatan Rantau Selamat, serta Abdul Asis (20) dan Ahmad Idrus (20), warga Kabupaten Aceh Tamiang.
Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, pada Selasa (12/8/2025), menyatakan telah berkomunikasi dengan kelima nelayan tersebut.
“Tiga nelayan asal Aceh Timur. Tugas saya melindungi mereka, saya pastikan membawa pulang mereka ke Aceh Timur,” tuturnya melalui telepon.
Peristiwa tragis yang dialami para nelayan tersebut terjadi pada Rabu (6/8/2025) pukul 09.00 WIT, ketika mereka melompat dari kapal dan ditemukan oleh nelayan lokal pada pukul 18.00 WIT. Mereka hanya membawa satu tas berisi pakaian saat ditemukan.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Sosial Aceh Timur, Sahrani, yang dihubungi terpisah, menyebutkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kepulauan Aru.
“Mereka dalam perlindungan Dinas Sosial Aru sekarang. Akan diberangkatkan dari Aru ke Jakarta lewat kapal laut, di Jakarta ditunggu perwakilan Aceh untuk selanjutnya ke Aceh Timur,” jelasnya.
Sahrani juga mengaku telah berkomunikasi dengan lima nelayan tersebut dan menanyakan perlakuan yang mereka terima dari Dinas Sosial Aru. “Mereka mengatakan diperlakukan dengan baik dan nyaman. Saya harap, pemulangan ini lancar,” pungkasnya.