Nasional – Sebanyak 33 orang korban luka akibat kericuhan aksi unjuk rasa di Pati pada Rabu (13/8/2025) kini dirawat di RSUD RAA Soewondo.
Direktur RSUD, Rini Susilowati, memastikan seluruh korban mengalami luka ringan dan kondisinya stabil.
“Sampai saat ini jumlah totalnya 33 orang yang dirawat. Tapi kelihatannya ada tambahan lagi yang masuk dari rumah sakit swasta. Saya tidak tahu apakah dirawat di swasta atau dikirim ke sini, tapi di Soewondo ada 33 orang,” ujar Rini.
Ia menegaskan tidak ada korban dengan kondisi fatal. Termasuk seorang wartawan yang sebelumnya dikabarkan meninggal dunia.
“Yang wartawan juga kondisinya tidak apa-apa. Hanya sempat sesak napas. Sudah dirawat dengan baik, dokter spesialis juga turun semua,” katanya.
Isu meninggalnya wartawan bernama Lilik Yuliantoro sempat beredar di media sosial usai kerusuhan.
Namun, media tempat Lilik bekerja, Tuturpedia, membantah kabar tersebut dan menyebut Lilik hanya mengalami lemas akibat paparan gas air mata.
Kerusuhan terjadi di Alun-Alun Pati saat puluhan ribu orang dari berbagai daerah menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatannya.
Aksi yang dipicu kebijakan kenaikan pajak hingga 250 persen itu berujung ricuh setelah massa melempari kantor bupati dengan gelas, botol plastik, dan batu.
Baliho bupati dirobek, kaca kantor pecah, dan gerbang pendapa nyaris roboh. Massa juga membakar mobil provos milik Polres Grobogan.
Polisi membalas dengan tembakan gas air mata dan penyemprotan water cannon untuk membubarkan massa, yang memicu korban luka dan sesak napas.
Bupati Sudewo sempat menemui massa dengan pengawalan ketat, tetapi ia langsung masuk ke mobil rantis Polri usai dilempari sandal. Setelah masuk kembali ke kantornya, Bupati Sudewo menegaskan menolak mundur.
“Saya kan dipilih rakyat secara konstitusional dan demokratis, jadi tidak bisa saya berhenti dengan cara seperti itu. Semua ada mekanisme,” katanya.