Nasional – Penanggung jawab Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mitra Mandiri Gemolong-1, Sragen, Jawa Tengah, Arifuddin Setiawan, menyampaikan permintaan maaf terkait kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di wilayah kerjanya.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya. Tanpa mengurangi rasa hormat, kami tidak ada niatan untuk membuat kejadian seperti sekarang ini. Jadi enggak ada unsur kesengajaan di pihak kami,” ujarnya saat ditemui Kompas.com, Rabu (13/8/2025).
Arif mengungkapkan, peristiwa ini merupakan kejadian pertama sejak SPPG Mitra Mandiri Gemolong-1 beroperasi.
Ia menerima laporan pada Selasa (12/8/2025) sekitar pukul 10.00 WIB dan awalnya mengira menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan hari itu bermasalah.
Setelah dicek, ternyata menu yang diduga menjadi penyebab berasal dari hari sebelumnya, Senin (11/8/2025).
Menu tersebut berisi nasi kuning, orek tempe, telur suwir, salad, timun, apel, dan susu kemasan.
“Nasi kuning ini menu favorit anak-anak, dan selama enam bulan selalu ada setiap minggu. Kami tak menyangka bisa bermasalah,” jelasnya.
Arif menyebut pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dari sampel yang diambil Dinas Kesehatan untuk memastikan penyebab keracunan.
“Kami belum tahu penyebab pastinya, dan tidak bisa memvonis salah satu bahan sebelum ada hasil lab,” katanya.
Menurut Arif, dapur SPPG yang ia pimpin memproduksi sekitar 3.900 porsi setiap hari untuk 11 sekolah di Gemolong.
Ia menegaskan seluruh proses produksi mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang ketat.
“Orang yang mengerjakan tidak pernah berganti, dari persiapan, masak, pemorsian, pendistribusian, sampai cleaning,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kasus keracunan ini mengakibatkan 251 korban yang tersebar di sejumlah sekolah, di antaranya SMPN 1 Gemolong (97 orang), SMPN 2 Gemolong (61 orang), SMPN 3 Gemolong (1 orang), SDN Gemolong (66 orang), SDN 4 Gemolong (26 orang), dan SDN 3 Gemolong (1 orang).