Nasional – Sebanyak 25 siswa SDN 65, Kota Ternate, Maluku Utara, diduga keracunan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (6/11/2025).
“Pada hari ini terjadi insiden di SDN 65 di Kelurahan Jambula. Ada kurang lebih 25 siswa yang terdampak akibat menu yang kita sajikan hari ini,” kata Ketua Satgas SPPG Ternate Pulau, Mirnawati.
Adapun menu yang disajikan kepada siswa berupa nasi, ayam mentega, sayur wortel dan kol serta buah salak. Usai menyantap menu tersebut, para siswa ini diduga mengalami keracunan dengan gejala gatal-gatal dan muncul ruam di tubuh.
Mirnawati mengaku, setelah mendapatkan laporan, pihaknya langsung memberikan pertolongan pertama dengan memberikan susu kepada siswa. Kemudian, para siswa ini langsung dilarikan ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
“Penanganan sudah kami lakukan di puskesmas. Sekitar 20 siswa sudah dipulangkan, dan lima orang dirujuk ke rumah sakit. Dan, alhamdulillah kelimanya juga sudah akan segera dipulangkan juga,” jelasnya.
“Kami juga masih menunggu hasil diagnosa dari pihak rumah sakit, untuk penyebab alergi yang mereka makan tersebut,” tambahnya.
Sementara itu, pihak SDN 65 Kota Ternate menyatakan akan menghentikan program makanan bergizi gratis selama waktu yang belum ditentukan.
“Saya bilang ke Kepala SPPG-nya, untuk besok dan seterusnya saya belum izinkan pendistribusian makanan ke SDN 65, menunggu sampai benar-benar stabil,” tegas Kepala SDN 65, Mirna Hi Umar Pora.
Mirna menjelaskan, saat kejadian dirinya sedang tidak ada di lokasi sekolah. Kemudian, sekitar pukul 10.15 WIT, dia mendapatkan laporan siswa kelas empat, lima dan enam mengalami gatal-gatal usai menyantap MBG.
“Saya lagi di sekolah tetangga, SD 67 Dorpedu. Saya ditelepon guru saya, wali kelas VI. Ibu lihat anak-anak makan mulutnya gatal. Dapat informasi itu, saya langsung telepon Kepala SPPG–nya. Kebetulan dekat dengan sekolah,” jelas Mirna.
Dia mengatakan, setelah tiba di sekolah anak-anak yang menderita gatal-gatal dibawa ke perpustakaan untuk penanganan tahap awal. Kemudian, setelah Kepala SPPG tiba di sekolah anak-anak diberi minum susu. Mereka diberi susu untuk menetralisir ruam dan gatal,” ujarnya.
Ia lantas melaporkan kepada pihak Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, karena sudah masuk kategori kejadian luar biasa.
Anak-anak kemudian dirawat di Puskesmas Jambula dan diberikan obat alergi. Setelah semakin mambaik, sebagian lainnya sudah dibawa pulang oleh orangtua masing-masing.
“Lima orang anak yang dirujuk ke rumah sakit umum daerah karena menunjukkan adanya gejala panik. Sementara satu lagi asma bawaan. Tapi informasi terkahir mereka juga sudah mulai membaik,” jelasnya.
Mirna tidak mau berandai-andai terkait penyebab pasti anak-anak keracunan dengan gejala gatal dan ruam di tubuh. Ia memilih menunggu hasil investigasi dari pihak Dinas Kesehatan dan Kepolisian.
“Untuk sampel yang utuh diambil dinas kesehatan, melalui puskesmas satu ompreng. Dari Inafis Polres sudah ambil, kita kasih ke Polsek. Makanya kami belum bisa menyimpulkan, karena bukan kapasitas kami. Kami menunggu hasil sampel laboratorium,” pungkasnya.
