Nasional – Dua orang warga negara asing (WNA) asal Korea Selatan, berinisial SH (43), laki-laki, dan JH (41), tewas akibat gagal mendarat saat bermain paralayang di Pantai Tanah Barak, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Menurut polisi, insiden itu terjadi karena kedua korban tidak bisa melepaskan harness coccoon atau peralatan tempat duduk paralayang saat mendarat, yang menyebabkan mereka tenggelam di perairan setempat.
“Kedua korban jatuh di laut dengan ketinggian air sekitar sepinggang dan jarak sekitar 4 meter dari tepian pantai. Saat mendarat di laut, karena panik, kedua korban tidak bisa melepaskan harness coccoon sehingga posisi tubuh kedua korban berada di bawah air,” kata Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi, pada Selasa (22/7/2025).
Sukadi mengungkapkan bahwa kedua korban bersama tujuh orang rekannya datang ke Bali dalam rangka tour paralayang pada 11 Juli 2025.
Para turis asing ini tercatat sudah mengantongi lisensi pilot paralayang di negara asalnya dan sudah sering menjelajah ke beberapa negara untuk tour paralayang.
Selama berada di Bali, mereka bermain paralayang di Panda Paragliding Kuta Selatan Badung menggunakan peralatan sendiri yang dibawa langsung dari negaranya.
Insiden ini terjadi ketika kedua korban bersama rekannya kembali menjajal olahraga ekstrem di lokasi yang sama pada Kamis (17/7/2025), sekitar pukul 11.30 Wita.
Saat itu, kedua korban dan satu orang rekannya, berinisial SK, didampingi instruktur mereka, berinisial SHL, melakukan take off secara bergiliran.
Setelah mengudara sekitar 10 menit, tiba-tiba terjadi perubahan arah angin dan angin menipis. Mereka pun memutuskan untuk melakukan pendaratan. Namun, kedua korban mendarat di perairan setempat, sedangkan saksi SK berhasil mendarat di daratan.
Melihat kejadian itu, teman korban dan warga setempat langsung berusaha menolong dan mengevakuasi kedua korban ke daratan.
Kedua korban lalu dilarikan ke klinik dan selanjutnya dirujuk ke Rumah Sakit Surya Husada untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, nyawa kedua korban tidak dapat diselamatkan.
“Setelah dilakukan pengecekan terhadap kedua korban, dinyatakan bahwa kedua korban meninggal dunia sehingga jenazah kedua korban dirujuk ke RS Bali Mandara Denpasar,” kata dia.
Sukadi mengatakan pihak keluarga melalui perwakilannya meminta agar jenazah kedua korban tidak dilakukan otopsi dan menerima kejadian ini sebagai musibah.
“Jenazah kedua korban akan dilakukan kremasi di Bali dan akan dibawa abunya pulang ke Korea Selatan,” ucapnya.