Nasional – Sudah dua bulan siswa SD negeri di Demak, Jawa Tengah terpaksa belajar di kolong bangunan sekolah. Padahal sebentar lagi mendekati ujian sekolah. Mirisnya kondisi ini belum mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Demak. DPRD Demak mendesak dinas pendidikan bergerak cepat menangani kasus tersebut.
Di balik bangunan baru dan megah milik sekolah, siapa sangka di bawahnya merupakan tempat proses belajar mengajar para anak-anak SD Negeri Bedono 1 di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Dua bulan sudah mereka terpaksa mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di kolong bangunan dengan kondisi memprihatinkan tanpa meja kursi dan hanya beralaskan terpal ataupun tikar. Tak hanya itu, sejumlah siswa lainnya pun belajar di musala serta lorong bangunan kelas yang terkunci rapat.
Sukari, guru SD Negeri 1 Bedono, mengaku tidak tahu mengapa kunci kelas di kunci pihak kontraktor. Dia hanya berharap anak didiknya bisa menyerap ilmu dengan kondisi yang layak. Selain khawatir dengan kondisi anak didiknya yang tidak fokus mengingat sebentar lagi para siswa akan mengikuti ujian kenaikan kelas.
“Harapannya anak-anak bisa KBM normal, anak biar bisa merasakan sekolah di gedung yang layak, penyebabnya kenapa dikunci kontraktor saya nggak tau pasti mas,” katanya tentang siswanya yang harus belajar di kolong sekolah.
Sementara menyikapi ruang kelas yang dikunci dan berdampak para siswa harus mengikuti KBM dengan kondisi memprihatinkan, Ketua DPRD Demak, Zayinul Fatah meminta Pemerintah Kabupaten Demak dapat gerak cepat menangani kasus tersebut agar tidak berlarut.
Dalam waktu dekat pihaknya bakal mengundang Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Demak agar proses KBM dapat segera berlangsung normal seperti sediakala.
“Jangan sampai siswa menjadi korban, jangan sampai ada lagi anak-anak sekolah yang jadi korban. Agar dinas pendidikan segera turun dan selesaikan hal tersebut. Saya juga meminta maaf kepada masarakat Demak,” paparnya, Senin (5/5/2025).
Diketahui, KBM dalam kondisi darurat sejak dua bulan yang lalu akibat gedung sekolah yang baru dikunci oleh pihak kontraktor. Diduga polemik tersebut karena lambatnya proses administrasi antara kontraktor pelaksana pembangunan gedung sekolah dengan pelaksana proyek jalan tol yang nilainya mencapai hampir Rp 2 miliar.
SD Negeri Bedono 1 termasuk area yang terdampak proyel tol laut Semarang-Demak, sehingga harus direlokasi dan dibangun gedung baru. Namun saat gedung baru sudah selesai, para siswa justru tidak bisa menempati sehingga harus belajar di kolong bangunan sekolah.