Nasional – Warga yang mengalami kerugian akibat pemadaman listrik di Aceh meminta dispensasi dan pertanggungjawaban PLN atas dampak yang dirasakan.
Seperti yang dialami warga Gampong (Desa) Blang Raja, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Muhammad Hatta.
Sebanyak 18 ribu ekor ayam broiler siap panen miliknya mati secara massal akibat kepanasan. Hatta pun mengalami kerugian mencapai sekitar Rp 800 juta.
Hatta mengaku kecewa lantaran pihak PLN tidak mengeluarkan pemberitahuan, baik secara tertulis maupun lisan, bahwa pemadaman berlangsung sampai tiga hari.
“Kalau ada pemberitahuan, kami bisa antisipasi supaya bisa tambah genset. Namanya genset kan pertolongan pertama. Kalau sudah ada pemberitahuan berapa lama, kami tinggal tambah genset,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/10/2025).
Karena itu, Hatta meminta PLN untuk mengganti rugi dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah dialaminya.
“Saya minta dispensasi genset saya diganti. Kedua, kerugian dari bibit ayam dan pakan 1.300 sak. Tidak usah bicara keuntungan dulu. Sedikit tidak modal saya seperti operasional, saya minta PLN bertanggung jawab penuh,” ujarnya.
Menyikapi hal ini, Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID Aceh, Lukman Hakim, mengatakan PLN sebagai perusahaan negara akan patuh terhadap aturan yang berlaku.
Pihaknya masih menunggu hasil investigasi di lapangan.
“Jadi, untuk saat ini kami masih menunggu terhadap penyebab gangguan yang terjadi,” katanya saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (3/10/2025) melalui WhatsApp.
Lukman tidak menjelaskan atau memberikan pernyataan tegas soal pertanggungjawaban yang diminta oleh warga tersebut. Ia hanya menyatakan bahwa PLN masih menunggu hasil investigasi.
“Kami tetap berpedoman, kami harus tetap menghargai, dan menunggu hasil investigasi penyebab gangguan,” ujarnya singkat.
