Nasional – Banjir akibat rob atau pasang air laut melanda Kabupaten Indramayu, pada Rabu pagi. Akibatnya ratusan hektare lahan sawah produktif milik petani rusak.
Abdul Muhari yang merupakan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan, data yang diterima dari Pemerintah Kabupaten Indramayu sawah milik petani yang rusak akibat tergenangi banjir berada di wilayah Desa Bulak, Kecamatan Jatibarang dengan luas sekitar 100 hektare.
Lahan pertanian tersebut sebelumnya sudah tergenang banjir sejak Jumat 13 Desember pagi, namun jebolnya tanggul Sungai Bendo dan gelombang pasang air laut semakin memperparah dampak yang ditimbulkan.
“Hingga Selasa (17 Desember) sore banjir mulai surut namun pasang air laut kembali terjadi pada pagi ini dan lahan pertanian menjadi rusak,” kata dia di Jakarta, Rabu, 18 Desember, disitat Antara.
BNPB siap memberikan pendampingan secara penuh kepada Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk mengatasi dampak banjir tersebut setelah pemerintah setempat menetapkan status siaga darurat bencana yang berlaku sampai dengan 31 Mei 2025.
Hal ini dilakukan karena banjir tidak hanya merusak lahan persawahan milik pertanian tetapi, kata dia, banjir akibat gelombang pasang air laut tersebut juga merendam sekitar 2.300 rumah di Kecamatan Kandanghaur dan Cantigi dengan ketinggian muka air hingga 1,10 meter.
Berdasarkan data sementara yang masuk ke Pusat Pengendalian Operasi BNPB diketahui total ada sebanyak 4.354 kepala keluarga yang menjadi korban dalam bencana banjir tersebut.
Mayoritas dari korban memilih bertahan menempati rumah masing-masing yang berada di sejumlah desa dalam wilayah Kecamatan Kandanghaur, Cantigi. Sementara ada sebanyak 93 kepala keluarga di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandangkaur terpaksa harus dipindahkan karena rumah mereka rusak berat.